Pendahuluan Rasul Paulus merupakan seorang Yahudi “kental” yang terpanggil untuk menjadi saksi Kristus. 1 Timotius 1:13 menuliskan “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Peralihan ini, yakni dari seorang penganiaya kepada seorang beriman kristiani disebut “pertobatan Paulus”. [1] Setelah pertobatannya Paulus menuliskan pokok-pokok ajarannya melalui surat-suratnya di dalam Alkitab yang dikanonisasi sebanyak 13 surat – diluar surat Ibrani – yang diakui merupakan tulisan yang diwahyukan oleh Allah. Salah satu suratnya ditujukan bagi jemaat di Tesalonika. Surat di Tesalonika yang berjumlah dua buah itu memuat pokok-pokok ajaran Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Salah satu pokok ajaran yang diajarkan oleh paulus kepada jemaat di Tesalonika adalah mengenai kedurhakaan sebelum datangnya Kristus kedua kalinya di dalam 2
Theology Reflection